Dumai- Kehidupan beberapa Oknum wartawan di Kota Dumai sangat memprihatinkan, jika tidak di beri uang, objek usaha di beritakan. Setidaknya, hasil survei media ini, ada kurang lebih 100 oknum wartawan yang tidak mempunyai media sendiri dan berstatus sebagai pekerja pers atau sebagai wartawan milik perusahaan media lain. Sempitnya peluang mencari uang bagi yang berstatus wartawan bukan sebagai pemilik media, apalagi wartawan media online dari luar daerah yang media onlinenya minim pembaca dan hanya mengandalkan share berita ke group WA dengan motif tujuan agar objek berita merasa cemas dan menjumpai penulis berita dan endingnya menjurus kepada dugaan pemerasan.
Seorang wartawan bertugas membuat berita namun tidak boleh merangkap sebagai anggota LSM agar tidak ada konflik kepentingan.Pantauan media ini, ada oknum LSM yang juga mengaku sebagai wartawan berkomentar tentang Gelanggang Permainan (Gelper) di Kota Dumai .Info, yang di peroleh oknum wartawan yang mengaku Insinyur inisial TT, dalam 5 hari lalu telah mengkonsep berita tentang Gelper di Kota Dumai dengan narasumber. Namun, media online tidak ada yang ingin menaikkan dan narasumber yang berganti-ganti pun keberatan namanya di tulis.
Karena tidak ada yang ingin menaikkan berita dari media online , TT mencari cara lain menyuruh rekannya seorang wartawan inisial I untuk menaikkan berita dari media online dari Kota Medan. Lalu, karena tidak ada yang ingin menjadi narasumber, akhirnya TT sendiri yang menjadi narasumber.
Patut di telusuri siapa sosok TT ini.Menurut info dari rekan media Dumai, sosok TT ini suka memasukkan daftar nama agar dapat di beri uang bulanan dari beberapa lokasi usaha. Bahkan, TT ini mengaku namanya terdaftar di 6 media. Padahal, aturan mengisyaratkan pekerja media atau wartawan bekerja pada 1 perusahaan pers.Tujuannya terdaftar di beberapa media,dan jika pemilik usaha tidak memberi jatah uang, TT ini menaikkan berita di beberapa media yang dirinya terdaftar sebagai wartawan.
Nah, kenapa TT ini ribut dan berkomentar tentang Gelper di Kota Dumai, di sinyalir karena oknum TT tidak di beri uang dari Gelper. Apakah TT ini patut di beri uang ? Sebaiknya, Tidak perlu di beri Uang dengan alasan nanti ratusan oknum seperti TT ini akan berprilaku sama, tidak di beri uang naikkan berita. Padahal, permainan mesin ketangkasan juga ada di Mall di Kota Dumai seperti Plaza Ramayana dan City Mall serta menawarkan hadiah. Kenapa Oknum Wartawan kelompok TT ini tidak memberitakan ? Permainan Gelanggang permainan yang di sebut TT ada juga di kota lain di Propinsi Riau termasuk di Propinsi Sumatera Utara.
Prinsip suatu media dalam kebebasan pers adalah bebas memberitakan dengan prinsip berita berimbang bukan dengan motif Uang.Namun yang perlu di ingat, oknum wartawan juga jangan memaksa harus mendapat uang dari suatu usaha orang. Hidup anda susah jangan menyusahkan orang dan jangan biasakan orang harus memberi uang untuk anda.(p)