Pekanbaru- Sebuah mobil yang berisikan 2 oknum Pemred media online di Pekanbaru mengunjungi Kota Dumai pada Rabu (20/12/2023) dan singgah di lokasi tempat parkir Pool Kendaraan Truck.Setelah singgah dan ngobrol, Oknum Pemred memfoto lokasi Pool Kendaraan Truck. 2 orang oknum Pemred tersebut menanyakan siapa pengurus lokasi pool kendaraan.Oknum tersebut memperkenalkan diri dari sebuah LSM yang juga merangkap Pemred Media Online dan rekannya yang lain juga Pemred Media Online dari Pekanbaru.
Karena petugas jaga Pool Kendaraan Truck tidak tahu siapa oknum dan dari media mana yang datang, mencoba menanyakan kepada seorang jurnalis. Setelah di cek situs medianya, memang ke 2 orang Oknum tersebut adalah Pemred media online.Salah seorang oknum Pemilik media online melakukan chat kepada jurnalis yang di telepon Penjaga Pool Kendaraan.Dalam sambungan telpon Oknum Pemred meminta bantuan untuk akhir tahun.Jurnalis yang di telpon menyampaikan, bahwa posisinya juga sebagai jurnalis dan sehari- hari berjualan di pasar. Jurnalis yang di tanya tidak mengetahui apa yang di tanyakan oknum LSM dan Pemred.
Oknum Pemred media online tersebut mengatakan mereka ada 2 orang, dan mohon di kondisikan di lapangan. Jurnalis tersebut menegaskan, dirinya tidak bisa mengiyakan kemauannya karena posisinya juga sebagai wartawan. Tidak puas dengan jawaban Jurnalis, Oknum Pemred memainkan pola lama dengan cara mengirimkan foto-foto dirinya. yang seolah Orang Hebat. Bahkan, Oknum Pemilik LSM dan Pemred mengirim Foto Sertifikasi Kompetesi Wartawan yang di terbitkan oleh BNSP. Ketika, di tanya kenapa tidak mengambil Sertifikasi Kompetensi Wartawan yang di terbitkan oleh Dewan Pers, Oknum Pemred tersebut tidak menjawab.
Info yang di terima, malam harinya, terjadi komunikasi dengan mandor Pool Kendaraan Truck dan meminta bantuan serta pemberian uang tidak mau di Transfer. Ke esokan harinya kamis, mobil oknum Pemred tersebut singgah di lokasi Pool Kendaraan Truck dan di duga menerima sejumlah uang.Setibanya di Kota Pekanbaru, Oknum Pemred yang satu menerbitkan berita dengan narasumber rekannya yang satu mobil. Setelah terbit berita di share berita kepada nomor WA mandor yang memberi uang Padahal, jika di lihat isi berita tentang gudang penampungan yang katanya, di duga ada BBM Ilegal, foto yang terlihat dalam berita, tidak ada kendaraan Truck BBM yang tampak, apalagi BBM.
Aparat Penegak Hukum di Riau perlu mewaspadai pola dan cara Oknum LSM dan Pemred, yang dalam membuat berita menggiring opini agar Aparat Penegak Hukum (APH) menindak Objek yang di beritakan.APH jangan terjebak dengan gaya dan pola lama yang di terbitkan oknum LSM dan Pemred media online tersebut.Bila, misi Oknum tersebut berhasil, Oknum tersebut merasa dirinya besar dan di takuti, serta objek berita akan menjadi sasaran untuk di minta uang yang akan menjurus pemerasan.
Sebaiknya, APH tidak merespon oknum LSM dan Pemred yang menerbitkan berita dengan tujuan ingin meminta uang kepada suatu tempat usaha di Riau dan berlindung di balik UU Pers. Kecuali, ada orang yang merasa di rugikan terkait suatu usaha dan melapor ke APH baru dapat di tindak lanjuti. Jika, Oknum LSM dan Pemred di duga telah terima uang lalu menerbitkan berita miring, tentu menjadi tanda tanya apa tujuannya ? Aturan Dewan Pers melarang seorang Wartawan meramgkap sebagai anggota LSM.
Seorang pemilik media online yang cukup di kenal di Pekanbaru tidak ingin di sebut namanya ketika di konfirmasi terkait 2 orang oknum Pemred media online, yang di duga menerima uang lalu kembali memberitakan, ketawa- ketawa dan mengatakan, Memalukan ! , ujarnya. Kemudian melanjutkan, kalau sebagian orang telah tahu ke 2 orang oknum tersebut.Memang kelakuannya begitu, tetap meminta uang kemudian memberitakan yang memberi uang.”Kalau ingin memberitakan ya beritakan saja jangan setelah menerima uang kepada suatu tempat usaha, malah kemudian memberitakan “, tegasnya.
Inilah beda, Jika Wartawan yang telah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang di adakan oleh Dewan Pers menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik dan Kode Etik Prilaku Wartawan.Di beberapa daerah, oknum wartawan sering menjadi bahan berita karena memanfaatkan Kartu Pers untuk melakukan upaya percobaan pemerasan.