Dumai-Dinas PUPR Pemko Dumai di desak untuk membongkar pekerjaan yang sedang berlangsung pembangunan Drainase Jalan Cempedak Kelurahan Rimba Sekampung Kecamatan Dumai Kota. Hal ini, mengingat kurang kedalaman parit di gali dan ketika box cuilvert di masukkan ke dalam drainase, box cuilvert tampak jauh lebih tinggi dari jalan.Warga yang melintas di Jalan Cempedak menyampaikan komentar melalui WA perihal ketinggian Box Cuilvert setelah di tanam ke Drainase tampak lebih tinggi dari Jalan.Jika hari hujan atau Pasang Air Laut Otomatis Air tergenang di Jalan karena air mengalir masuk drainase terhalang oleh ketinggian Box Cuilvert.
Pantauan di lapangan, di depan hotel K 77, Box Cuilvert setelah di tanam ke dalam drainase ketinggian box cuilvert dari jalan raya hanya 35 cm sedangkan di sisi lainnya 47 cm.Menurut kontraktor ketika di temui di lapangan mengatakan bahwa mereka menarik benang agar air dapat mengalir dalam drainase sedangkan permukaan jalan cempedak tidak rata dan tidak sama ketinggiannya.Di simpang Jalan Mangga hingga Jalan Apel malah Box Cuilvert nampak lebih tinggi hampir 80 cm dari jalan karena permukaan jalan rendah, ujar kontraktor. Jadi, jika Jalan Cempedak akan di lakukan peninggian badan jalan harus menyesuaikan, ungkapnya.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Yomi ketika di konfirmasi terkait hal ini mengatakan akan mengecek ke lapangan. Menurut Yomi, memang Box Cuilvert nampak tinggi dari jalan karena Jalan Cempedak akan di tinggikan sekitar 35 cm.Ketika di tanyakan bahwa ketinggian box cuilvert dari jalan 47 cm sedangkan jalan di tinggikan 35 cm berarti nanti air tetap tergenang di jalan, Yomi mengatakan bahwa nanti akan di buat lubang agar air mengalir dari jalan ke parit.
Pernyataan Yomi sah-sah saja menurut teori dan berdasarkan konsultan perencanaan yang telah di buat.Namun dalam prakteknya dan faktanya selama ini di lapangan, box cuilvert yang terpasang dan drainase yang di tinggikan dari permukaan jalan ketika turun hujan dan air pasang laut, air tergenang di jalan contoh Jalan Jenderal Sudirman.Akibat air tergenang di jalan raya mengakibatkan jalan rusak dan berlobang.
Dinas PUPR juga harus melihat fakta bahwa saluran buangan air dari rumah warga dan Ruko- Ruko yang berdampak pemasangan Box Cuilvert atau pengecoran peninggian Drainase mengakibatkan saluran air tidak masuk ke dalam parit karena terhalang dinding Box Cuilvert.Seharusnya, buangan air dari rumah dan ruko, bisa langsing menuju ke dalam box drainase bukan di luar box.Hal ini mungkin tidak di analisa oleh Dinas PUPR dan konsultan perencanaan agar masyarakat tidak di rugikan akibat peninggian Drainase dan pemasangan Box Cuilvert. Untuk hal itu, Box Cuilvert yang telah di tanam atau di ketakkan ke dalam drainase di Jalan Cempedak dapat di angkat dan di bongkar agar alat berat kembali menggali drainase lebih dalam. Seyogyanya Jalan harus lebih tinggi dari Drainase. Fungsi Drainase atau parit adalah tempat menampung air sedangkan Fungsi jalan bukan tempat penampungan air atau bukan untuk kolam.
Kepala Bidang Bina Marga Dodi ketika di konfirmasi juga mengatakan Jalan Cempedak di lakukan peninggian badan jalan mencapai 35 cm, di mana ketebalan base 10 cm dan pembetonan 25 cm.Saat ini lagi proses pelelangan pekerjaan, ujar Dodi.Proyek pekerjaan pembangunan Drainase Jalan Cempedak di laksanakan oleh Kontraktor Pelaksana PT.Abim Sukses Bersama dengan nilai proyek sebesar Rp. 3.770.328.813. Konsultan Pengawas CV Radha Consultant.
Hasil pengecekan di beberapa proyek di Kota Dumai melalui APBD Dumai, dalam skala penunjukan langsung maupun melalui sistem pelelangan, Pengusahanya orang- orang itu saja dengan modus masing-masing pemenang pekerjaan atau proyek beda nama perusahaan.Dapat di katakan satu orang pengusaha bisa mendapatkan proyek lebih dari 2 pekerjaan dengan syarat dekat dengan Penguasa.